PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga saya dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini,
saya akan membahas mengenai “Perkembangan Penduduk Indonesia”.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Andi Asnur
Pranata selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah yang
telah memberikan tugas ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat
membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna penyempurnaan pada makalah
selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah
wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bekasi, 11 November 2016
Muhammad Ghufron
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………............................i
Daftar Isi………………………………………………………………..................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..
.....................................1
1.2 Maksud dan
Tujuan……………………………………………….....................................1
1.3 Ruang Lingkup
Masalah…………………………………..............................………........2
BAB II Pembahasan
2.1 Landasan Perkembangan Penduduk
Indonesia.................................................................3
2.2 Pertambahan Penduduk dan
Lingkungan Permukiman.....................................................4
2.3 Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat
Pendidikan..............................................................8
2.4 Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit
yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup.........9
2.5 Pertumbuhan Penduduk dan
Kelaparan............................................................................11
2.6 Kemiskinan dan
Kelatarbelakangan..................................................................................11
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan.....................……………………………………............................................12
3.2
Saran...................................................................................................................................12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial
yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara
berpenduduk besar dan padat sperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan data dasar yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga
diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk menurunkan laju
pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang
dengan penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga menghadapi persoalan yang
serupa.
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa mengalami
peningkatan. Hal ini tercermin dari hasil sensus penduduk 2010, Indonesia
menunjukkan gejala ledakan penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010
tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen pertahun,
sementara pada tahun 2008 masih tercatat 288,53 juta jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk ini jika tetap pada angka itu, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia
diperkirakan mencapai 450 juta jiwa. Peningkatan penduduk yang tinggi ini akan
mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan (BKKBN, 2010).
Definisi dari laju pertumbuhan penduduk itu sendiri adalah
Angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu
tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju
pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga metode, yaitu aritmatik,
geometrik, dan eksponesial. Metode yang paling sering digunakan di BPS adalah
metode geometrik.
1.2 Maksud
dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat
memahami bagaimana perkembangan pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini
serta dampak dari pertumbuhan penduduk itu terhadap berbagai bidang.
1.3 Ruang
Lingkup
Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah
kali ini sebagai berikut:
a. Landasan Perkembangan Penduduk
Indonesia
b. Pertambahan Penduduk dan
Lingkungan Pemukiman
c. Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat
Pendidikan
d. Petumbuhan Penduduk dan Penyakit yang
Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
e. Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan
f. Kemiskinan dan
Keterbelakangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN PERKEMBANGAN PENDUDUK DI INDONESIA
Penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan
atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.
Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu;
A.
Fertilitas (Kelahiran)
Fertilitas sebagai istilah demografi
diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi
yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya
berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada
perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada
perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
B.
Mortalitas (Kematian)
Mortalitas atau kematian merupakan
salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan
penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah
melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang
ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda – tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna
perancangan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas
pendidikan, dan jasa – jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian
juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program – program kebijakan
penduduk.
C.
Migrasi
Migrasi merupakan salah satu
faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara
regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas
(kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor – faktor
pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk melakukan migrasi, di pihak
lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Universitas Sumatera
Utara Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas
administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan
sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam
menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa
negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik
alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara boleh
dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan – peraturan atau undang – undang
yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang
untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di suatu negara
lain.
2.2 PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Pertambahan penduduk adalah dimana
di suatu tempat atau wilayah yang semakin banyak angka pertambahannya
penduduk karena angka kelahiran pada suatu wilayah tersebut,maupun berkurangnya
atau angka kematian disuatu daerah tersebut dikarenakan penyakit atau suatu
keadaan tertentu. Pertumbuhan atau pertambahan jumlah penduduk
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat kelahiran dan urbanisasi.
Kedua faktor ini yang kemudian menjadi salah satu penyebab tidak seimbangnya
laju pertumbuhan ekonomi dan sosial, ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi
apabila angka laju pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah tidak seimbang
dengan angka laju pertumbuhan ekonomi dan sosial pada wilayah tersebut. Selain
itu, masih adanya disparitas pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan
yang juga merupakan salah satu penyebab terjadinya arus migrasi dari satu
wilayah yang lain.
Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000-2010
lebih tinggi dibanding periode 1990-2000. Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010
mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi dibanding periode 1990-2000 yang hanya
mencapai 1,45 persen, sesuai dengan hasil sensus tahun 2010 jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 237,56 juta orang. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
237,56 juta orang dibutuhkan lahan produktif untuk tanaman padi seluas 13 juta
ha, namun saat ini lahan padi yang diolah seluas 7,7 ha, jika pertambahan
penduduk setiap tahunnya sebesar 1,49% atau bahkan melebihi, maka dengan
sendirinya akan mendatangkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan,
kelaparan, kekumuhan kota, berkurangnya daya dukung lahan dan masalah-masalah
sosial lainnya. (Pos kota, edisi April 2012)
Lingkungan pemukiman adalah tempat
atau dimana semua warga menempati dan menjadikan sebagai
tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai sumber usaha dan sebagainya.
Lingkungan pemukinman akan menjadi baik atau lebih buruk tergantung pada
pengelolaan yang menempati wilayah tersebut.
Perkembangan suatu kota yang
semakin pesat dapat memacu juga kepadatan suatu daerah. Hal ini disebabkan karena
beragamnya kebutuhan hidup masyarakat perkotaan dan adanya upaya untuk
memberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Pertumbuhan
penduduk yang semakin besar sebagai akibat dari perkembangan pada aktivitas
kota dan proses industrialisasi terutama di beberapa kota di Indonesia yang
mengakibatkan banyak berkembangnya kawasan komersial. Berkembangnya suatu kota
pasti akan diikuti oleh pertambahan jumlah penduduk. Salah satu permasalahan
yang muncul seiring dengan perkembangan suatu kota adalah masalah perumahan dan
pemukiman. Menurut Bintarto (Pos Kota edisi Juni, 2012) pemukiman menempati
areal paling luas dalam pemanfaatan ruang, mengalami perkembangan yang selaras
dengan perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan
bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya. Perkembangan
permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik
kehidupan musyarakat, potensial sumber daya kesempatan kerja yang tersedia,
kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan
infrastruktur. Kemajuan dan perkembangan suatu kota tidak terlepas dari
pembentuk kota. Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya, ekonomi, pemukiman,
kependudukan, sarana dan prasarana serta transportasi.
Jika adanya peningkatan jumlah
penduduk akan menyebabkan terjadinya peningkatan kegiatan sosial-ekonomi, juga
peningkatan kebutuhan pelayanan, dan akan terjadi peningkatan prasarana. Maka
dengan semakin banyaknya jumlah penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah yang sama dan melakukan kegiatan yang sama pula akan menimbulkan suatu
masalah. Keadaan ini sangat kelihatan dari kondisi kepadatan pemukiman tersebut
dimana tampak terjadi meningkatnya ketersediaan infrastruktur.
Pertambahan penduduk hanya pada
satu kota jika tidak diatasi akan mengakibatkan menumpuknya jumlah penduduk
yang tidak merata. Hal tersebut akan berhubungan dengan lingkungan pemukiman,
karena jika terjadinya penumpukan penduduk hanya pada satu kota saja ini akan
menimbulnya jumlah penduduk yang semakin padat dan terutama pada tempat tinggal
pemukiman. Pemukiman yang ditempati oleh banyaknya penduduk pada satu kota ,
atau daerah tertentu ini akan menimbulkan masalah terutama pada
lingkungan. Maka Peran infrastruktur dalam pengembangan perumahan
dan permukiman dinilai sangat penting, karena infrastruktur merupakan syarat
mutlak bagi terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan
berkelanjutan. Persoalan infrastruktur tersebut timbul karena bertambahnya
penduduk pemukiman, peningkatan pendapatan, peningkatan pemilikan kendaraan dan
dibangunnya fasilitas di kawasan komersial di sekitar kota.. Dampak
yang sangat pasti terjadi adalah meningkatnya kebutuhan infrastruktur, yang
kemudian karena kejenuhannya menimbulkan tidak optimalnya pelayanan sarana dan
prasarana . Untuk menciptakan suatu lingkungan pemukiman yang baik maka
diperlukan infratruktur pemukiman dan fasilitas umum pemukiman. Adapun yang
dimaksud dengan infrastruktur pemukiman ialah jalan lokal, saluran drainase,
pengadaan air bersih, pembuangan air kotor, persampahan, listrik dan
telepon.
Oleh karena itu pentingnya
usaha-usaha perencanaan infrastruktur yang harus dilakukan sedini mungkin.
Dalam hal ini penelitian akan diarahkan mencari hubungan antara kepadatan
pemukiman dengan ketersediaan infrastruktur dengan mengambil kasus di kawasan
pemukiman yang mewakili kepadatan rendah, sedang, dan tinggi. Sampai saat ini
belum ada penelitian yang mengambil topik tersebut. Apabila hal ini tidak
diperhatikan dan ditangani secara khusus maka akan mengakibatkan tingkat
pelayanan menjadi rendah dan menimbulkan ketidaknyamanan.
2.3 PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN TINGKAT PENDIDIKAN
Komposisi penduduk adalah
penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Informasi
tentang jumlah penduduk akan lebih bermakna untuk kepentingan tertentu dengan
mengelompokkannya berdasarkan. kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
sangat beragam seperti pendidikan, agama, wilayah geografis, pekerjaan, dan
lain-lain. Komposisi penduduk ini sangat penting bagi pemerintah sebuah
negara untuk menentukan kebijakan mereka untuk beberapa tahun ke depan.
Jumlah penduduk Indonesia sangat
besar. Jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga diperlukan
ketersediaan pangan dan lapangan kerja. Masalahnya laju pertambahan penduduk
tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sehingga
sebagian penduduk menganggur. Penduduk Indonesia juga tidak merata karena lebih
banyak tinggal di Jawa sehingga banyak permasalahan sosial di Jawa dan
terhambatnya pembangunan di luar Jawa karena kekurangan penduduk atau sumber
daya manusia. Gambaran tentang komposisi penduduk di Indonesia adalah sebagai
berikut.
Komposisi Menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk yang
dicapai oleh suatu negara akan memberikan gambaran tentang kualitas sumberdaya
manusia yang tinggal di negara tersebut. Negara-negara maju tingkat pendidikan
penduduknya termasuk tinggi, sebaliknya dengan negara-negara berkembang,
apalagi negara miskin, terdapat beberapa ukuran untuk melihat keadaan
pendidikan suatu daerah yaitu ;
Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata
lama sekolah adalah jumlah tahun pelajaran penduduk usia 15 tahun ke atas yang
telah diselesaikan dalam pendidikan formal.
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Melek Huruf adalah
persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta
mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidunya sehari-hari.
Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. tingkat pendidikannya rendah.
Gambaran tentang komposisi penduduk berdasarkan pendidikan
di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini. Komposisi Penduduk
Berdasarkan Pendidikan di Indonesia Tahun 2010.
No.
|
Nama Provinsi
|
Populasi (Jiwa)
|
Luas Wilayah (km²)
|
1.
|
Tidak atau belum pernah sekolah
|
19,861,216
|
9.24
|
2.
|
Tidak atau belum tamat SD
|
41,451,552
|
19.28
|
3.
|
SD/MI/sederajat
|
65,661,314
|
30.55
|
4.
|
SLTP/MTs/Sederajat
|
36,304,128
|
16.89
|
5.
|
SLTA/MA/Sederajat
|
36,375,380
|
16.92
|
6.
|
SMK
|
4,075,007
|
1.90
|
7.
|
D1/D2/D3/D4/S1
|
10,718,888
|
4.99
|
8.
|
S2/S3
|
512,022
|
0.24
|
9.
|
Tidak terjawab
|
3,117
|
0.00
|
Jumlah
|
214,962,624
|
100
|
Tabel komposisi pendidikan penduduk Indonesia menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berpendidikan SD/MI/ Sederajat.
Penduduk yang berpendidikan sarjana masih sangat kecil. Karena itu, secara umum
tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong rendah.
2.4 PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN
LINGKUNGAN HIDUP
Seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia maka negeri
ini akan banyak menghadapi masalah, seperti : tata ruang kota yang jelek,
sanitasi air limbah rumah tangga semakin parah, dan banyak bermunculan penyakit
– penyakit. Wilayah kawasan kumuh menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian
yang terabaikan dalam pembangunan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi
sosial demografis di kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi,
kondisi lingkungan yang tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta
minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya.
Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di
saat banjir, lingkungan yang kumuh sering terjangkit penyakit seperti : malaria,
demam berdarah, gatal –gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada
saat banjir, selokan – selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh
sampah yang mereka buang sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik. Selain
itu banyaknya wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai
bangunan – bangunan pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap
air di wilayah perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang di serap di
wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama semakin
membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang
lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat
banjir. Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir,
itu semua sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa
berbagai macam penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk.
Oleh sebab itu, Langkah-langkah strategis yang perlu
dilakukan untuk penataan lingkungan permukiman kumuh adalah:
Lebih mengefektifkan penertiban administrasi kependudukan
bekerja sama dengan perangkat desa yang mewilayahi permukiman kumuh di Kota
Denpasar.
Penataan kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi
dan jamban umum, program sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman
kumuh.
Peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat
Sosialisasi kebijakan pemerintah kota terkait dengan program
penataan kembali permukiman kumuh perlu lebih digalakkan dengan melibatkan
kelompok masyarakat di permukiman kumuh.
Perlu dilakukan studi lanjutan untuk menggali informasi yang
lebih luas terkait dengan penataan kembali lingkungan permukiman kumuh.
2.5 PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KELAPARAN
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat akan mengakibatkan
kebutuhan jasmani lebih banyak lagi, terutama dalam bentuk kebutuhan pokok
yaitu makanan, jika kebutuhan pokok ini tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan
KELAPARAN. Jika kita melihat keadaan yang sebenarnya di Negara kita masih
banyak orang yang kelaparan, ini semua Karena factor ekonomi, factor
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, dalam hal ini apa yang seharusnya kita
lakukan untuk mengatasi problem tersebut ???. pemerintah haruslah menyediakan
produksi pangan yang harus mencukupi, untuk menjaga kekurangan pangan jika
sewaktu-waktu, dunia mengalami krisis pangan, pemerintah harus memberikan
bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu, dan yang paling penting pemerintah
harus meningkatkan pendidikan pertanian supaya dalam bidang pertanian kita
tidak mangalami penurunan, misalnya terciptanya varietas baru, yang dapat
membatu peningkatan hasil pertanian menjadi dua kali lipat, dan pemerintah
harulah menstabilkan perekonomian dibidang pertanian misalnya harga pupuk,
kompos, pestisida. Jika pemerintah menaikkan harga kebutuhan pertanian tersebut
maka petani-petani dinegara kita akan merasa rugi dalam arti tidak mendapat
hasil yang lebih bagus lagi.
2.6 KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN
Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara berkembang,
bahkan negara-negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar
negara berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan
kemiskinan di negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat
mereka tetapi bagi negara berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena
jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk.
Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa yang akan datang.
Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :
Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa yang akan datang.
Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :
Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan
kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan
kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Sehingga Bank Dunia ( world bank ) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Sehingga Bank Dunia ( world bank ) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah menerima kurang
dari 12 % pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat timpang.
Apabila 40 % lapisan penduduk berpendapatan rendah menikmati
antara 12 – 17 % pendapatan nasional dianggap sedang.
Jika 40 % dari penduduk berpendapatan menengah menikmati
lebih dari 17 % pendapatan nasional maka dianggap rendah.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka
ragam etnis serta budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat
pendidikan di Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat
menjadi jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan
jumlah penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di
dunia pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem
ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan
kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki
kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian
membludak.Oleh karena pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat
pendidikan, Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup, Kelaparan,
Kemiskinan dan Keterbelakangan. Maka kita harus bisa memperbaiki semua masalah
itu,dan mulai mencari jalan keluar yang terbaik agar semua permasalahan
dinegara kita bia terselesaikan.Dan masyarakatnya pun bisa hidup dengan
sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya
akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk akal kalau masyarakatnya kebanyakan
hidup dibawah garis kemiskinan.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan khususnya kepada pemerintah
Indonesia sebagai para penentu kebijakan ialah agar dengan serius melihat
perkembangan penduduk di Indonesia yang tergolong besar sebagai salah satu
masalah penting yang sangat mempengaruhi stabilitas negara, contohnya pada
ketersediaan pangan. Ketersediaan pangan yang cukup tentu akan membantu
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar